Banjarnegara, – Menelusuri Jejak Sejarah Desa Sijenggung Sebelum Kehadiran TMMD Reguler ke-120 Di balik keindahan desa yang terhampar di Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, tersembunyi sejarah yang kaya. Sebagai salah satu sesepuh yang dihormati di Desa Sijenggung, Pak Ali, dengan rendah hati membagikan kisah masa lalu yang terkait dengan jalan yang kini dibangun oleh TMMD Reguler ke-120. Jalan yang diadopsi dari jejak sejarah pernah menjadi jalur napak tilas Prajurit Siliwangi. Kamis (30/05/24).
Pak Ali, duduk di beranda rumahnya yang sederhana, menatap penuh kerinduan ke hamparan sawah dan pegunungan di sekitar desa. Dengan sorot matanya yang penuh kehangatan, ia memulai perbincangan tentang sejarah Desa Sijenggung. “Dulu, desa ini adalah tempat di mana pasukan Siliwangi melewati jalur pergerakan mereka dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia,” ucapnya dengan suara yang penuh kekaguman.
Menurut Pak Ali, jalan yang kini menjadi fokus TMMD Reguler ke-120 dulunya merupakan jalur yang digunakan oleh para pejuang Siliwangi. “Jalur ini bukan hanya sekadar jalan, tetapi merupakan jejak sejarah yang penuh makna bagi kami,” tambahnya dengan penuh penghargaan.
Pak Ali menceritakan bagaimana jalan tersebut pada masa lalu menjadi saksi bisu dari perjalanan panjang para pejuang dalam menghadapi medan yang sulit dan tantangan yang berat. “Mereka mengorbankan segalanya untuk memastikan bahwa kita bisa menikmati kemerdekaan seperti yang kita rasakan saat ini,” ujarnya dengan rasa hormat yang mendalam.
Namun, dengan berjalannya waktu, jejak sejarah tersebut mulai pudar dan jalan yang pernah menjadi jalur penting bagi perjuangan kemerdekaan perlahan-lahan terlupakan. Inilah yang kemudian menjadi pemicu bagi kehadiran TMMD Reguler ke-120 di Desa Sijenggung.
“Kami sangat bersyukur dengan adanya TMMD ini, karena melalui program ini, jejak sejarah yang hampir terlupakan tersebut kini akan kembali dihidupkan dan dilestarikan,” ungkap Pak Ali dengan rasa haru.
Dalam pandangan Pak Ali, kehadiran TMMD Reguler ke-120 di Desa Sijenggung bukan hanya sekadar pembangunan fisik semata, tetapi juga sebuah upaya untuk mempertahankan dan menghargai warisan berharga dari masa lalu. “Dengan memperbaiki jalan ini, kami tidak hanya merawat jejak sejarah, tetapi juga memberikan penghormatan kepada para pahlawan yang telah berjuang demi negeri ini,” tuturnya dengan tulus.
Dalam kehangatan percakapan dengan Pak Ali, tergambar gamblang betapa pentingnya menjaga dan merawat jejak sejarah bagi sebuah masyarakat. Melalui program TMMD Reguler ke-120, Desa Sijenggung berusaha keras untuk tidak hanya melanjutkan perjalanan pembangunan, tetapi juga melestarikan dan menghargai warisan berharga yang telah ditinggalkan oleh para pendahulu mereka. Semoga dengan upaya bersama, jejak sejarah tersebut dapat terus dikenang dan dihargai oleh generasi-generasi yang akan datang. (Pendimbna).